Minggu, 08 Desember 2013

Cerita Ada-Ada Saja : PAK DHE YON

PAK DHE  YON
(Trilaksito Saloedji)



Sore itu anak-anak kami bermain di halaman depan. Aku dan istri di ruang keluarga. Menjelang maghrib terdengar anak-anak berlari dari ruang tamu. Mereka menghampiri kami berdua. Napasnya terengah-engah. Kakaknya bertanya : ‘’Ma, Mama pernah bilang, Pak Dhe Yon kan sudah meninggal ?’’. Jawab istriku :’’Ya benar, ada apa ?’’. Istriku heran, memandang anak-anak. Tidak sabar menunggu jawaban yang tak kunjung terdengar.
‘’Pak Dhe Yon ……ada di muka’’, terdengar suaranya merendah. Dia berusaha mencari posisi berdiri di belakang tempat dudukku. Istriku bangkit dari kursi. Wajahnya tegang. Aku segera bergegas ke ruang tamu. Diikuti istri dan anak-anakku.

Seorang laki-laki bertubuh tinggi dan besar nampak di teras, mengucapkan salam :Assalamu’alaikum’’. Jawabanku :’’Wa alaikum salam’’.
Di luar, suasananya mulai remang-remang. Setelah jaraknya sekitar tiga meter baru terlihat siapa lelaki yang mengaku bernama Pak Dhe Yon kepada anakku.

‘’Mas Yon……..’’, aku menghambur ke teras. Menyalami tangannya dan merangkulnya. Kami berdua tertawa gembira. Sampai lupa bahwa di belakangku ada istri dan anak-anakku.
‘’Oo hiya Ma, ini Mas Yon yang pernah kuceritakan’’.
Istriku menyambut uluran tangannya sambil tersenyum. Kata Mas Yon :’’Maafkan Mas tidak menghadiri pernikahan adik. Waktu itu Mas sekeluarga masih dinas di Gorontalo’’.
Istriku menjawab :’’Tidak apa-apa Mas’’. Aku menyela :’’Ya hampir sepuluh tahun kita tidak bertemu. Oo hiya Mas Yon, ini anak-anakku’’. Mas Yon tersenyum, menyambut uluran tangan anak-anakku. Lalu mencium pipi mereka.
Anakku yang besar nyeletuk : ‘’Kata Mama, Pak Dhe Yon sudah meninggal ?’’
‘’Oo….ya….’’, Mas Yon tertawa sambil menoleh kepadaku. Mungkin ingin tahu masalahnya.
Aku menerangkan : ‘’Begini….., kakak Mamamu namanya Pak Dhe Yon …..Harjono. Sekarang sudah meninggal’’. Anak-anakku mendengarkan sambil tak lepas memandang aku.
‘’Lalu Pak dhe Yon yang ini……, kakaknya Bapak. Jadi Pak dhe ini Pak dhemu juga. Namanya Pak Dhe Wiyono’’
Dari mulut kecil anak-anakku terdengar : ‘’Oo begitu…. ‘’.

Cerita Ada-Ada Saja : HARGA BERAS

HARGA BERAS
(Trilaksito Saloedji)





Kakek Darmin bersama istrinya menghuni sebuah rumah yang besar di sebuah kota kecil.
Bagi orang-orang setua kakek dan nenek, kebahagiaan terbesar adalah jika dikunjungi anak cucunya.  Suasana itu datang jika Hari Raya Fitri  menjelang. Mereka datang dari beberapa kota yang jauh.

Kegembiraan dan keceriaan mewarnai seluruh isi rumah itu. Cerita dan gelak tawa seolah telah menghapus sepi yang selama ini dirasakan kakek nenek tersebut.
Kakek Darmin kembali bergairah. Banyak bicaranya. Ada saja yang ditanyakan kepada anak-anak dan menantu-menantu serta cucu-cucunya.

Suatu siang ketika mereka berkumpul di ruang keluarga, Kakek Darmin bertanya kepada putrinya yang bernama Nita : ‘’Berapa harga beras di kotamu Nit ?’’ 
‘’Ya macam-macam Pak. Beras yang enak di atas sembilan puluhan. Yang sedang sekitar delapan puluhan’’, jawabnya.  
Kemudian Kakek melontarkan pertanyaan yang sama kepada seorang menantunya. Nenek dan anak-anak serta menantu yang lain heran. Dan tidak menyangka ketika Sang Kakek menyatakan pendapatnya :

‘’Wah mahal amat harga beras di kotamu’’
‘’Kalau di sini berapa Pak?’’
‘’Murah……….. hanya dua ribu rupiah’’
‘’Ah masak ? Bapak tentu bergurau.’’, Nita meledek bapaknya
‘’Mungkin itu beras Raskin ya Pak’’, menantu yang lain tidak percaya.
‘’Bukan’’
‘’Lha beras apa ?’’, tanya Nita.
‘’Beras ……kencur’’

Yang hadir di situ tersenyum. Tidak ada yang berani membantah.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...