Senin, 23 September 2013

FB/06/ PAMAN YANG SELALU KUKENANG : H.SOEBAGIJO I.N.

KORESPONDENSI (3) : Tidur
(Trilaksito Saloedji)

Surat yang kubaca :
Pak Bag pernah tidur kumpul kebo. Bukan kebo yang suka tertawa lho, ini kebo beneran. Yaitu sewaktu Belanda menyerbu Yogya pada Desember tahun 1948. Belanda sudah masuk Yogya. Kami bertiga penghuni asrama IPI Yogya, memutuskan untuk mengungsi. Petang hari masuk kampung, sudah penuh dengan pengungsi lainnya. Rumah-rumah besar penuh dengan orang-orang perempuan dan anak-anak.. Kaum pria di luar. Semua tempat sudah penuh. Tinggal yang dekat kandang kebo. Kami bertiga terpaksa tidur di situ.

Dalam perkembangan zaman, Pak Bag pernah pula menginap di WALDORF  ASTORIA  HOTEL. Hotel terbesar di dunia pada zamannya (tahun 1957). Waktu itu Pak Bag mendapat undangan dari Pemerintah Amerika Serikat bersama dua orang rekan wartawan, untuk berkunjung ke negeri tersebut, sebulan lamanya. Berkeliling dari New York kearah Selatan. Lalu menuju ke Utara, lalu ke Timur, menuju New York lagi. *** (23/09/13)

FB/04/ PAMAN YANG SELALU KUKENANG : H.SOEBAGIJO I.N.

KORESPONDENSI (1)
(Trilaksito Saloedji)

Saya mengirimkan tulisanku, sebuah buku memoar dengan judul : SEBUAH PERJALANAN, kepada beliau. Waktu itu usia beliau 84 tahun. Tak kusangka beliau mau membaca bukuku yang tebal. Memberi perhatian dengan memberikan koreksi dan apresiasi.

Koreksi mengenai ibuku, yang pernah belajar di Sekolah Guru Perempuan (MNS / Meisjes Normaal School) yang letaknya di jalan ke arah Candi Penataran Blitar.
Domisili bapak ibuku ketika berada di Surabaya, yaitu di Perumahan Sepur Negara (S.S. / Staats Spoor) di Pacarkeling Surabaya. Dan beberapa saran perbaikan.

Aku yakin beliau telah membaca. Karena beliau dengan tepat menunjukkan halaman buku yang perlu dikoreksi, yang diberi saran dan pujian.  

Padahal saat itu beliau masih menulis untuk beberapa media. Beliau juga menulis Sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam bahasa Jawa. Diawali pada saat Penjajah Jepang merajalela di Asia Timur Raya. Buku itu sekarang sudah diterbitkan dengan judul :  
‘’NGUNGAK SEJARAH – NKRI Limang Jaman’’. Alhamdulillah, saya termasuk orang yang beruntung, karena beliau mengirimkan sebuah buku tersebut kepada saya.

Ya Allah, ampunilah segala dosa-dosanya, terimalah amal dan ibadah beliau. Aamiin. *** (18/09/13)

FB/05/ PAMAN, YANG SELALU KUKENANG : H.SOEBAGIJO I.N.

KORESPONDENSI (2) : Menulis
(Trilaksito Saloedji)

Istri saya sendiri heran, melihat rutinitas korespondensi (surat-menyurat) antara saya dan Paman. Padahal usia kami terpaut hampir dua puluh tahun. Sedangkan latar belakang profesi tidak ada persamaan sedikitpun. Beliau bergiat di bidang jurnalistik, karang mengarang. Sedangkan aku karyawan BUMN. Menurut pendapat saya ada beberapa alasan, yaitu ‘’persamaan pandangan dan kecintaan’’ yang bisa mengikat kami. Yaitu :  ‘’buku, menulis, berbagi cerita dan pengalaman serta menjalin silaturahmi’’. Kesemuanya bisa terjadi karena kehendah Allah SWT.

Beliau menyarankan saya untuk menulis sesuai kemampuan saya, dengan mencuplik Confusius / Kong Hu Chu :  ‘’SETIAP ORANG HENDAKNYA PERNAH MENULIS SATU BUKU SELAMA HIDUPNYA’’.
Beliau mengatakan bahwa saran itu juga pernah disampaikan pada loka karya yang diadakan sebuah departemen, sekitar tahun 1996. *** (22/19/13)

FB/03/ PAMAN, YANG SELALU KUKENANG : H.SOEBAGIJO I.N.

KARTUPOS
(Trilaksito Saloedji)

Waktu itu pamanku : Soebagijo I.N. masih di Surabaya. Aku mengikuti orang tuaku pindah ke Malang. Bahan bacaanku makin bertambah. Selain Koran, aku membaca majalah anak-anak terbitan Surabaya dan Yogyakarta. Aku membaca, banyak anak seumuranku bisa menulis cerita dan namanya terpampang di majalah. Tergugah keinginanku, tekad dan semangatku terbit untuk ikutan menulis.

Ketika kelas lima Sekolah Rakyat, tulisanku yang sederhana dimuat majalah anak-anak terbitan Surabaya. Rasa hati berbunga-bunga. Suka cita tiada terkira.
Tidak kusangka, pamanku Soebagijo I.N. mengirim surat yang ditulis di atas  ‘’Kartupos’’.
Isinya memberi semangat agar aku terus belajar menulis.
Bertambah mekar rongga dada. Puisi dan Guritan (Puisi Jawa) kutulis. Ketika di SMP, puisi-puisiku di muat di beberapa surat kabar dan majalah anak-anak di Surabaya.
Alhamdulillah (18/09/13) 

FB/02/ PAMAN YANG SELALU KUKENANG : H.SOEBAGIJO I.N.

PAMANKU
(Trilaksito Saloedji)

Pamanku adalah pribadi yang rendah hati
Tekun beribadah kepada Ilahi Robbi
Selama hidupnya untuk mengabdi
Kepada profesi

Tidak kaya
Tetapi telah melanglang ke lima benua
Menunaikan ibadah haji perintah agama
Mengantar ke enam putra putrinya menyelesaikan studynya

Beribu-ribu buku adalah kekayaannya
Tidak kurang dari 44 buku yang telah diterbitkannya
Tidak terbilang tulisannya di berbagai media
Banyak orang yang telah dibimbingnya
Diyakini semua ini karena rahmat dan ridha-Nya

Pesannya : Jadilah orang yang berguna
Meski baru di lingkungan kecil keluarga. (17/09/13)

FB/01/ PAMAN, YANG SELALU KUKENANG :  H.SOEBAGIJO I.N.

YANG KUINGAT
(Trilaksito Saloedji)

Ketika itu aku masih duduk di kelas 1 – 3 Sekolah Rakyat (sekarang di sebut Sekolah Dasar). Bapakku pernah mengajak aku dan adikku ke rumah beliau di Perumahan Darma Rakyat (sebelah Selatan Gelora Tambaksari Surabaya). Di ruang tamu kulihat banyak sekali buku-buku, berbagai majalah dan bermacam-macam surat kabar. Aku senang melihat dan membolak-balik majalah serta surat kabar, khususnya melihat gambar-gambarnya.

Secara tidak langsung sejak saat itu aku senang membaca. Di rumah, bapak hanya berlangganan Suara Rakyat. Sampai lumat Koran itu menjadi rebutan kami berdua (Mas Nono dan aku). Sore harinya baru dibaca bapakku.

Karena kepiawaianku membaca sebuah cerita di muka kelas, maka Ibu Guru memberi pujian. Menambah kecintaanku kepada buku-buku dan majalah. Menambah semangatku untuk selalu membaca, sampai sekarang. Alhamdulillah. (17/09/13) 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...