Jumat, 14 Juni 2013

CERITA HUMOR : KAWIN LAGI

KAWIN LAGI
(Trilaksito Saloedji)

Kami tinggal di kota kecil dalam komplek perumahan dinas suatu BUMN. Meski pendapatanku tidak berlebihan, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan yang layak pada masa itu.
 Jika tidak ada acara penyuluhan pada malam hari aku selalu di rumah, berkumpul dengan istri dan anak-anak. Suasananya tenang dan harmonis.

Suatu malam istriku bertanya :  - ‘’Mas, Sinder yang bekerja di Mlandingan  (suatu Kecamatan di Kabupaten Situbondo) itu ada berapa orang ?’’ Jawabanku : - ‘’Hanya saya sendiri. Ada apa ?’’’’.
- ‘’Oh tidak, hanya tanya saja’’
Minggu berikutnya, ketika kami bersama-sama di ruang keluarga, istriku bertanya :
- ‘’Apakah wilayah kerja seorang Sinder per kecamatan hanya satu orang ?’’
- ‘’Tidak juga, ada yang satu kecamatan wilayah kerjanya dipegang dua orang’’
Berselang beberapa minggu kemudian. Dalam perjalanan ke kebun, sopirku berkata :
- ‘’Tadi ibu bertanya, wilayah kerja Bapak di kecamatan mana ?’’  - ‘’Apa jawabanmu ?’’
- ‘’Ya saya jawab di Kecamatan Mlandingan’’ Aku berpikir tentang pertanyaan istriku yang sudah tiga kali ini kudengar. Namun setelah sampai di rumah aku lupa untuk menanyakannya.

Setelah menerima gaji, Sabtu sore aku sekeluarga ke kota Situbondo. Kesempatan itu kami gunakan untuk berbelanja dan makan-makan. Jeep kusopiri sendiri. Ketika sampai di perbatasan desa Buduan dan Selomukti, aku bercerita kepada istriku :
- ‘’Ini batas Barat Desa Selomukti, mulai dari sini wilayah kerjaku’’ Istriku mengangguk sambil melihat suasana sekitarnya. Kebun tebu, persawahan dan Laut di sebelah Utara.
- ‘’Ini perbatasan desa Selomukti dan desa Mlandingan Barat’’. Istriku tetap antusias melihat keadaan kiri dan kanan jalan. - ‘’Ini perbatasan Mlandingan Barat dan desa Mlandingan Timur’’ Kecepatan kendaraan aku kurangi sambil berkata : ‘’Setelah melewati jembatan ini lihat ke Selatan, ada rumah dengan cat berwarna biru’’. Istriku mengikuti petunjukku mungkin tidak tahu apa maksudku. Kendaraan  makin kuperlambat. Aku melanjutkan : ‘’Itu rumah Pak Mugni’’. Istriku langsung bertanya : - ‘’Lho Pak Mugni rumahnya kan dekat pabrik ?’’
- ‘’Ya, yang di pabrik istri pertama dan yang barusan istri kedua’’.
Kemudian kulihat istriku menghempaskan tubuhnya ke sandaran kursi dan tidak melihat ke kanan atau ke kiri seperti tadi. Kupikir mungkin payah atau pusing.
Setelah sampai Pasir Putih, terdengar pertanyaannya : ‘’Apakah jabatan Pak Mugni itu Sinder ?’’
- ‘’Benar’’ – ‘’Wilayahnya mana ?’’. Kemudian kujelaskan : ‘’Pak Mugni itu Sinder Tebang, jika musim giling dia menebang tebu di wilayah di Mlandingan’’.

Setelah sampai di rumah, istriku tersenyum sumringah sambil memelukku.
- ‘’Sekarang teka-teki yang menghantui aku sudah terjawab’’. - ‘’Kenapa ?’’, tanyaku
- ‘’Yang kawin lagi itu Pak Mugni, Bukan Mas….’’
- ‘’Memangnya mendengar dari siapa ?’’ Lalu istriku bercerita, ketika sebulan yang lalu  menjenguk ibu di Malang, naik bis dari terminal Besuki. Di dalam bis mendengar ada dua orang lelaki yang membicarakan tentang sinder Mlandingan yang kawin lagi. * 

1 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, sekarang tinggalkanlah jejak kamu di blog ini dengan cara berkomentar di kotak komentar yang sudah disediakan.
Gunakanlah akun Google kamu atau dengan menggunakan name/URL blog yang kamu punya. :-)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...