HARGA BERAS
(Trilaksito Saloedji)
Kakek Darmin bersama istrinya menghuni sebuah rumah yang
besar di sebuah kota
kecil.
Bagi orang-orang setua kakek dan nenek, kebahagiaan terbesar
adalah jika dikunjungi anak cucunya. Suasana
itu datang jika Hari Raya Fitri
menjelang. Mereka datang dari beberapa kota yang jauh.
Kegembiraan dan
keceriaan mewarnai seluruh isi rumah itu. Cerita dan gelak tawa seolah telah
menghapus sepi yang selama ini dirasakan kakek nenek tersebut.
Kakek Darmin kembali bergairah. Banyak bicaranya. Ada saja yang ditanyakan
kepada anak-anak dan menantu-menantu serta cucu-cucunya.
Suatu siang ketika mereka berkumpul di ruang keluarga, Kakek
Darmin bertanya kepada putrinya yang bernama Nita : ‘’Berapa harga beras
di kotamu Nit ?’’
‘’Ya macam-macam Pak. Beras yang enak di atas sembilan
puluhan. Yang sedang sekitar delapan puluhan’’, jawabnya.
Kemudian Kakek melontarkan pertanyaan yang sama kepada
seorang menantunya. Nenek dan anak-anak serta menantu yang lain heran. Dan
tidak menyangka ketika Sang Kakek menyatakan pendapatnya :
‘’Wah mahal amat harga beras di kotamu’’
‘’Kalau di sini
berapa Pak?’’
‘’Murah……….. hanya
dua ribu rupiah’’
‘’Ah masak ?
Bapak tentu bergurau.’’, Nita meledek bapaknya
‘’Mungkin itu
beras Raskin ya Pak’’, menantu yang lain tidak percaya.
‘’Bukan’’
‘’Lha beras
apa ?’’, tanya Nita.
‘’Beras
……kencur’’
Yang hadir di situ
tersenyum. Tidak ada yang berani membantah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, sekarang tinggalkanlah jejak kamu di blog ini dengan cara berkomentar di kotak komentar yang sudah disediakan.
Gunakanlah akun Google kamu atau dengan menggunakan name/URL blog yang kamu punya. :-)