Dari Jalanan (01)
PENYEBERANGAN
JALAN
(Trilaksito Saloedji)
Aku jalan pagi. Pukul 07.30 sudah sampai di muka Rhien
Tailor. Di sebelah kirinya ada bengkel tambal ban motor/mobil. Seorang anak
muda yang cukup ganteng sedang mengisikan angin ke dalam ban motor. Setelah
selesai aku bertanya.
- Mas, Rhien Tailor bukanya pukul berapa ya ? -
- Pukul delapan Pak, silakan duduk sambil menunggu –,
jawabannya cukup simpatik.
Aku duduk di
bangku panjang. Setelah melayani keperluan orang yang singgah di bengkelnya,
dia duduk di sebelahku. Disalami tanganku sambil menyebutkan namanya : -
Doni –
Aku pun
menyebutkan namaku.
- Tempat usaha
Mas sangat strategis -
- Begitulah Pak.
Memang sayang kalau usaha bengkel ini tidak diteruskan. Dulu dikelola
ayah saya. Setelah tua dan ingin beristirahat, ayah menelepon saya -
- Don, ayah mau istirahat kerja. Kamu mau pulang dan meneruskan bengkel ini, atau tempat
usaha ini dijual saja ? -
Aku menyela : -
Mas saat itu di mana ? -
- Di Malaysia. Sudah
tiga tahun bekerja di percetakan -
- Lalu ? -
- Saya pulang sampai sekarang -
- Mungkin ada pengalaman yang berkesan waktu merantau ? -
Dia diam sejenak lalu tersenyum.
- Ada Pak. Bapak lihat di jalan ini. Banyak orang
menyeberang jalan, di banyak tempat. Kesannya tidak teratur atau tidak diatur,
atau tidak ada peraturan -, dia lalu melanjutkan :
- Suatu hari saya menyeberang di sebuah jalan di
Kualalumpur. Saya pikir jalan lengang. Saya menyeberang, santai saja. Hampir
sampai tepian seberang jalan, saya mendengar suara seorang lelaki berteriak
keras sekali, sambil menuding saya. Orang itu di atas jembatan penyeberangan
yang jaraknya sekitar lima
puluh meter dari saya. Saya tunggu di tepi jalan. Apa maunya dia.
Setelah berhadapan, saya bertanya : - Ada apa Makcik ? Lelaki setengah baya itu
memarahi saya dengan bahasa dan dialek sana
:
- Kamu mau mampus ya. Kalau menyeberang jalan lewat jambatan
penyeberangan ! -
Kemudian Doni mengungkapkan isi hatinya : - Kita seharusnya
belajar disiplin –
Aku menimpali : - Disiplin di segala bidang, dan memupuk
kesadaran untuk mentaati peraturan -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, sekarang tinggalkanlah jejak kamu di blog ini dengan cara berkomentar di kotak komentar yang sudah disediakan.
Gunakanlah akun Google kamu atau dengan menggunakan name/URL blog yang kamu punya. :-)