MASALAH KENTUT
(Trilaksito Saloedji)
Beberapa hari ini
Sandimin gelisah. Ada
yang tidak enak di perutnya. Bahkan penderitaannya menjalar ke seluruh
tubuhnya. Buang air besarnya terganggu. Bahkan buang anginnya pun macet total.
Sehingga perutnya terasa kembung dan mulas. Kata orang tumbukan ‘’daun sembukan’’ (
Paederia foetida L) yang ditempelkan di perut bisa merangsang kentut keluar
dari persembunyiannya. Upaya yang dilakukan ini gagal.
Hitung-hitung sudah tujuh hari Sandimin menderita. Sorenya
seorang temannya datang bertandang ke rumahnya. Melihat keadaan Sandimin, dia
iba dan mengantarkan ke seorang ahli pijat refleksi.
Terjadi dialog
antara Sandimin dan ahli pijat refleksi.
-
Berapa hari tidak bisa buang angin ?
-
Seminggu Pak ?
-
Eh
baru seminggu, pasien saya dulu ada yang dua minggu.
Mendengarkan
kalimat ahli pijat refleksi tersebut, memberikan harapan kepada Sandimin bisa
sembuh.
Sandimin tidur
terlentang di dipan yang tinggi. Ahli pijat refleksinya duduk di kursi
menghadap kedua telapak kakinya. Dengan alat kayu yang ujungnya mengerucut,
telapak kakinya di tusuk dengan alat kayu tersebut. Sandimin menjerit
kesakitan. Setiap menjerit, tusukannya dihentikan. Demikian berulang-ulang
tusukan demi tusukan menjelajah di kedua telapak kakinya.
Di antara rasa
sakit di telapak kaki, perutnya terasa longgar, kembungnya berkurang. Ada
sesuatu yang berjalan di dalam perutnya menuju duburnya. Menerobos keluar tanpa
permisi …….menimbulkan bunyi dan bau yang aduhai. Sang ahli pijat refleksi
tersenyum sambil menutup hidungnya. Demikian berulangkali terdengar bunyi
letusan kentut, sehingga ahli pijat refleksi hijrah keluar ruangan. Sandimin bisa
tersenyum dan minta maaf .*