KUBIS
(Trilaksito Saloedji)
Waktu itu ada seorang ahli horticultura Belanda tinggal di
Batu, namanya Van Kreemer. Dia menanam sayuran kool dan mengembangkan berbagai
jenis kool. Antara lain bloemkool * = kol bunga, rode kool * = kol merah, witte
kool * = kol putih, savoye kool * = kol Perancis, groene kool *= kol hijau.
Keberhasilannya ditopang oleh kegigihan, kerajinan dan kepatuhan seorang
pembantu kepercayaannya dalam berkebun sayur. Pembantunya adalah penduduk asli
setempat, namanya Uji. Sudah tua tetapi
masih kuat dan bersemangat. Namun kekurangannya adalah telmi (telat mikir)
alias bodoh, dan pelupanya tidak ketulungan lagi. Uji selalu lupa nama
jenis-jenis kool yang ditanam / dipeliharanya. Berulang kali dia selalu menanyakan nama-nama itu kepada tuannya. Menjadikan
Van Kreemer sering sewot. Tetapi mengingat kesetiaan dan pengorbanannya maka
sang tuan bersabar menghadapinya.
Pada suatu siang keduanya berada di gudang, menyortir hasil
panenan kool. Penyakit Uji muncul lagi. Yaitu menanyakan nama kool tersebut.
‘’ Tuan, kool yang ini namanya apa ?’’
Saat itu kesabaran sang tuan
tidak bisa terbendung. Mukanya merah padam, matanya menusuk tajam
pandangan pembantunya. Dengan suara mantap disertai gemeretak gerahamnya
dia menjawab dengan dua kata : ‘’kool beest’’
Uji tidak tahu
kalau tuannya marah. Dia segera berkata : ‘’Terimakasih Tuan,
terimakasih, saya akan selalu mengingatnya. Nama sayur ini : ‘’kubis’’ ‘’
Sejak itu sang pembantu memberi tahu penduduk setempat bahwa
tanaman kool itu namanya kubis. Dan
nama itu lestari sampai sekarang.
Padahal yang dikatakan tuannya adalah sayuran itu namanya ‘’kool’’, karena marahnya dia
mengeluarkan serapahnya : ‘’beest’’
* yang artinya binatang.
* (bahasa Belanda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, sekarang tinggalkanlah jejak kamu di blog ini dengan cara berkomentar di kotak komentar yang sudah disediakan.
Gunakanlah akun Google kamu atau dengan menggunakan name/URL blog yang kamu punya. :-)