SALAH TANGKAP
(Trilaksito Saloedji)
Gonjang-ganjing dunia perpolitikan di Indonesia dengan adanya
Pemberontakan G30S/PKI, terasa sampai ke pelosok desa-desa. Pembersihan orang-orang PKI dan onderbouwnya
gencar dilakukan. Keadaan mencengkam. Fitnah merajalela untuk menyingkirkan
lawan-lawannya. Padahal kalau fitnah sudah termakan, tidak ada ampun lagi. Orang
yang tidak bersalah bisa ditangkap, dan mereka tidak akan dapat dilacak lagi
keberadaannya.
Fitnah menimpa teman sekerja saya. Dia bukan orang yang suka
/ aktif di dunia politik. Hidupnya untuk bekerja dan bekerja. Mungkin karena ada
yang tidak senang padanya, maka pada suatu malam dia diciduk. Dengan hati yang
galau dia membawa sarung dan jaket. Pamit kepada istri dan anak semata wayang
yang masih kecil. Perpisahan yang menyedihkan disertai isak tangis dan keputus-asaan.
Orang-orang yang diciduk dikumpulkan di kantor polisi. Sang
teman berusaha untuk tahu namanya. Apa namanya memang tercantum pada daftar
penangkapan pada malam ini ? Mungkin masih ada nasib baik, dia bisa melihat
daftar itu. Ternyata nama yang terpampang : Bahar. Tetapi dibelakangnya ada
tambahan Sukahar. Jadi Bahar Sukahar, padahal namanya Bahar Baha’udin. Dengan
diplomasi yang lama melawan keacuhan
aparat, akhirnya aparat malam itu menciduk Bahar Sukahar. Setelah itu Bahar
Baha’udin dibebaskan.
Karena sangat gembira telah lepas dari lobang jarum, dia
berlari pulang ke rumahnya. Pertemuan
kembali dengan istrinya yang mengharukan. Tidak terlupakan sepanjang hayat
dikandung badan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, sekarang tinggalkanlah jejak kamu di blog ini dengan cara berkomentar di kotak komentar yang sudah disediakan.
Gunakanlah akun Google kamu atau dengan menggunakan name/URL blog yang kamu punya. :-)