(Trilaksito
Saloedji)
Kalau
dedaunan Albizzia bergoyang pelan
Dan pokok-pokok teh diam terpaku
Bayu
membelai lembut pada dada-dada hampa
Senandung pemetik teh berkantung kain
Serta
kendaraan persil yang mendengung
Sebentar
menyingkap tabir sunyi
Membuat
sesayat ria pada diri
Selama angin mengusap dan berlalu
Semua hati dingin tapi tak membeku
Sunyi menyelaputi dan meranjaui
Serta menguak dendam rindu
Biarkan bayu lalu
Dedaunan Albizzia bergoyang pelan
Dan pokok-pokok teh diam kaku terpaku
Puncak gunung biru
Tambah-tambah cinta pada tanah airku
Akhirnya kukirim salam padamu sayang
Lewat ucapan angin persil dari
pegunungan *
--Kebun Wonosari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, sekarang tinggalkanlah jejak kamu di blog ini dengan cara berkomentar di kotak komentar yang sudah disediakan.
Gunakanlah akun Google kamu atau dengan menggunakan name/URL blog yang kamu punya. :-)