Rabu, 02 April 2014

MALANG TEMPO DOELOE dalam CERITA (3) 

GRABAH  NJENGGRIK
(Trilaksito Saloedji)

GRABAH adalah barang-barang keperluan rumah tangga atau barang-barang untuk hiasan, yang terbuat dari tanah. Antara lain kendi yaitu tempat air untuk minum, kuali adalah tempat menjerang air, gentong ialah tempat menyimpan air, dandang adalah tempat menanak nasi, layah berbentuk bulat datar semacam piring, asbak tempat puntung rokok, dan lain-lain. Tanah yang dipakai sebagai bahan baku adalah tanah liat / lempung.

Alat yang dipakai cukup sederhana. Berupa kayu datar dan bundar yang bisa diputar, bertumpu pada alat lain di bagian bawah. Tanah lempung yang sudah ‘’diolah’’, dibentuk di atas kayu bundar datar tersebut sembari diputar, menjadi barang yang direncanakan.

Barang-barang yang sudah jadi dikumpulkan sesuai jenisnya lalu dianginkan. Pada saatnya, lalu dibakar pada tungku dalam waktu tertentu, dengan bahan bakar kayu dan sekam padi. Setelah dingin lalu dikeluarkan dari tungku, kemudian dipasarkan.

NJENGGRIK adalah nama pedukuhan (bagian dari desa). Letaknya di gang-gang, di sisi kiri dan kanan jalan (sekarang) jalan Majen Panjaitan Malang. Tempat itu, sampai dengan tahun 1960-an merupakan sentra pembuatan grabah.

Namun keadaan berubah. Persawahan berubah fungsi menjadi perumahan, gedung-gedung (Universitas Brawijaya) dan bangunan lainnya. Bahan baku tanah lempung sulit diperoleh. Perajin grabah gulung tikar, kerajinan grabah sirna begitu saja *.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, sekarang tinggalkanlah jejak kamu di blog ini dengan cara berkomentar di kotak komentar yang sudah disediakan.
Gunakanlah akun Google kamu atau dengan menggunakan name/URL blog yang kamu punya. :-)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...