Sabtu, 06 April 2013

ADA PENCOPET DI PANTAI BEKOL


ADA PENCOPET  DI PANTAI  BEKOL
(Trilaksito Saloedji)

 Semalam menginap di lantai menara pengawas hutan Baluran. Angin malam yang dingin masuk dari sela-sela sambungan dinding kayu. Angin juga menerobos dari atas menara lewat jalan undak keatas yang terbuka. Tidur dengan alas seadanya. Ruang yang tidak luas dijejali sekian banyak orang. Semua lelaki, mayoritas orang muda dan anak remaja. Tidur kami tidak lelap.Ada yang mengisi waktu dengan percakapan dan canda. Sambil menikmati suasana suara-suara malam di tengah hutan.


Menjelang pagi, kami turun dari menara pengawas. Ketika fajar menampakkan diri di ufuk Timur, kami berjalan-jalan di sekitarnya. Petugas setempat menyertai kami, berjalan menuju tepian padang rumput. Nampak binatang-binatang berkelompok-kelompok di kejauhan dalam keremangan. Menurut petugas, biasanya mereka akan menuju sumber air di sekitar Pantai Bekol.

Setelah Ibu-Ibu membagikan kue/roti di dalam kotak, kami berangkat. Berjalan ke pantai Bekol. Lewat jalan berbatu yang tidak lebar. Panas matahari terasa hangat di badan. Jalan ini memotong padang rumput yang rumputnya sebagian mengering karena musim kemarau. Di kiri kanan jalan, kita lihat tanaman-tanaman perdu yang meranggas. Tulang-tulang binatang besar, mungkin kerbau atau banteng atau rusa kita temui teronggok di beberapa tempat. 

Pantai Bekol adalah bagian dari Taman Nasional Hutan Baluran.  Pemandangannya tidak begitu menarik. Pantai berpasirnya tidak begitu panjang. Pohon bakau mendominasi dan hidup subur di sepanjang pantai. Riak air laut Selat Madura /  Selat Bali ( ? ) yang menuju pantai, disambut banyak kera-kera  yang asyik menangkap biota laut yang terbawa ke pantai. Kita lihat juga banyak kera-kera di pohon-pohon bakau dan waru serta di halaman bangunan rumah (instansi) yang dinaungi pohon waru yang rindang.

Semakin siang, situasi makin ramai dengan datangnya rombongan ibu-ibu (yang naik kendaraan). Bambang sibuk mengambil gambar dengan tustelnya. Tidak tahu bahwa di atasnya (di pohon waru) ada seekor kera. Yang dengan gesit turun dan memungut topi rimba yang dipakainya. Keterkejutan Bambang menimbulkan kegaduhan dan tawa orang banyak yang melihatnya. Kera tak tahu di untung itu kemudian naik ke atas dan bertengger di cabang pohon waru. Lucunya, topi rimba tersebut ditutupkan ke kepalanya. Yang melihat hiburan ini pada ketawa.

Ada seorang remaja berdiri asyik makan roti. Dia terpesona memandang ulah kera-kera yang berkejaran menangkap dan makan buruannya di pasir pantai. Orang-orang tidak tahu bahwa ada seekor kera yang mendekati remaja itu. Semua terkejut setelah si remaja berteriak dan kera itu meloncat ke pohon membawa rotinya. Kembali kita disuguhi hiburan gratis, betapa kocaknya si kera makan roti di atas pohon sambil mengawasi sekian banyak manusia di bawahnya.

Ternyata …….ada juga pencopet di Pantai Bekol hutan Baluran.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, sekarang tinggalkanlah jejak kamu di blog ini dengan cara berkomentar di kotak komentar yang sudah disediakan.
Gunakanlah akun Google kamu atau dengan menggunakan name/URL blog yang kamu punya. :-)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...