(Trilaksito Saloedji)
Setelah melalui tes dan wawancara, aku diterima bekerja di
sebuah BUMN. Namun masih harus
tes kesehatan ke seorang Dokter yang ditunjuk. Dengan
berbekal surat
pengantar, sore itu juga aku ke tempat praktek Dokter tersebut di kawasan
Surabaya Selatan. Di situ telah menunggu dua orang pemuda.Yang seorang telah
kukenal sewaktu tes wawancara.
Setelah Dokter datang, kami bertiga dipersilakan masuk semua
ke ruang praktek. Beliau cukup ramah dan humoris. Kami bertiga diukur tinggi
badan dan ditimbang berat badannya.
Setelah itu perintahnya : ’’Buka baju semua!’’. Beliau lalu
memeriksa kami bergiliran, disela dengan suaranya yang santai : ’’Paru-parumu
seperti bandeng asap, merokok ya ?’’
’’Ya’’, jawab pemuda yang baru kukenal.
Setelah itu perintahnya : ’’Buka mulut semua’’.
Kami bertiga lalu berdiri dengan mengangakan mulut seperti
barisan kehormatan akan menerima inspeksi dari komandan upacaranya. Cetusnya :
’’Bau pabrik rokok’’. Pindah ke yang lain dengan komentar : ’’Gigimu
berlobang, suka pelihara ulat ya ?’’. Kemudian Pak Dokter memeriksa mata
dan telinga kami.
Setelah selesai beliau berkata : ’’Buka celana !’’
Melihat kami bertiga masih memakai celana dalam, Pak Dokter nyeletuk : ’’Buka
semua, kenapa, malu ya’’.
Kini kami bertiga telanjang bulat berdiri dengan malu-malu.
Dokter tersebut berdiri setengah meter
dari kami. Pandangannya ke arah kemaluan kami, jari telunjuknya menuding sambil
berkata : ’’Ini emprit……., ini emprit…….., ini emprooot…….’’. Mendengar
itu kami semua tidak dapat menahan ketawa.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, sekarang tinggalkanlah jejak kamu di blog ini dengan cara berkomentar di kotak komentar yang sudah disediakan.
Gunakanlah akun Google kamu atau dengan menggunakan name/URL blog yang kamu punya. :-)