(Trilaksito Saloedji)
Sejak pagi Heri merasa
tidak sehat, tetapi tetap masuk ke kantor. Menjelang siang terasa pusing,
badannya kedinginan. Makin lama terasa makin pusing dan menggigil. Temannya
mengantarkan ke RSU tidak jauh dari kantornya. Di IGD, diambil darahnya untuk
diperiksa di laboratorium. Heri diinfus. Hasil lab, kemungkinan Heri menderita
Demam Berdarah.
Opname, ditempatkan di
ruang kelas satu. Sebuah ruang, sekitar empat kali empat meter. Dengan kamar
mandi di dalam. Tertata dua buah bed standard, dan dua buah meja kecil tinggi,
serta dua buah kursi. Ada tabung gas besar, dan tiang untuk botol infus.
Lima hari pertama, di
dalam ruang itu pasiennya hanya Heri sendirian. Jadi keluarganya leluasa untuk
menjenguk dan ada yang menemani pada malam hari.
Namun tengah malam
menjelang hari ke enam, masuklah pasien baru. Seorang pasien lelaki tua.
Diantar isteri dan empat orang dewasa lelaki dan perempuan. Suasana kamar yang
semula hening menjadi bising. Perawat keluar masuk ruang untuk memantau
peralatan deteksi jantung. Suara keluarga pasien yang bersahutan tidak
mempedulikan orang lain.
Esoknya, bertepatan hari
Minggu. Sejak pagi tamu berdatangan menjenguk lelaki tua itu. Kadang sampai delapan
orang mengelilingi tempat tidurnya. Siang hari makin banyak yang datang, lelaki
dan perempuan dengan anak-anak kecil. Isteri lelaki tua itu sibuk menerima
jabat tangan dan amplop. (Seperti ang pao hajatan saja). Suasana ruang makin
pengap dan makin bising.
Tamu-tamu itu lalu memasang
alas di serambi luar kamar. Membuka bekal dan makan bersama dengan keluarganya.
Layaknya berwisata saja. Sampai malam pengunjung masih ada. Sebagian tidak pulang. Menggelar tikar atau
alas lainnya untuk tidur di lantai serambi luar kamar, tanpa peduli bahwa itu
akses jalan orang lain. Ternyata supporter tidak hanya di bidang olah raga. Supporter
juga ada di Rumah Sakit.
Pada hari ke tujuh,
dokter memeriksa Heri. Menyatakan bahwa dia boleh pulang. Alhamdulillah. Rasa syukur,
karena sembuh dari penyakit yang dideritanya. Rasa syukur juga, karena lepas dari tingkah laku dan celoteh ‘’SUPPORTER BONEK’’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, sekarang tinggalkanlah jejak kamu di blog ini dengan cara berkomentar di kotak komentar yang sudah disediakan.
Gunakanlah akun Google kamu atau dengan menggunakan name/URL blog yang kamu punya. :-)