Senin, 20 Oktober 2014

CAAS - (8) - TERORIS

CAAS - (8) - TERORIS
(Trilaksito Saloedji)

Sesudah waktu asar, angin bertiup makin kencang. Suaranya bergemuruh. Daun, ranting serta cabang pohon bergoyang. Rumpun bambu di kejauhan tampak meliuk-liuk seperti menari dengan lemah gemulai. Aku dan isteriku lebih senang berada di dalam rumah. Semua jendela, pintu muka dan belakang ditutup.

Menjelang maghrib keadaan berangsur tenang kembali. Aku keluar melalui pintu ruang makan / ruang keluarga menuju kamar mandi luar, untuk wudhu’.  Tiba-tiba terdengar isteriku berteriak dari dalam rumah.
-          ‘’Pak .........Pak ........!!!!’’.
Aku segera bergegas kembali menuju ke ruang dalam, dengan berbagai tanda tanya di benak.
-          Ada apa ....... ?’’, tanyaku.
Isteriku terlihat pucat pasi. Berdiri gemetar di pintu terbuka, yang menghubungkan ruang keluarga ke dapur dalam. Ujung jari telunjuk tangan kanannya, menunjuk ke lantai dapur.

Masyaallah ..............., ada sesuatu di lantai keramik berwarna putih. Seekor ular sebesar  ibu jari orang dewasa,  melingkar dengan tenangnya. Tubuhnya berwarna kuning kehitaman.

-          ‘’Ambil garam’’, pintaku kepada isteri. Aku tetap mengawasi. Aku berpikir, dari mana
datangnya ular ini? Apa yang akan kulakukan selanjutnya? Garam halus kusebarkan tanpa perhitungan lagi,  pada radius 30 cm dari ular. Aku segera mengambil tongkat kebun dari pipa besi, yang ujungnya seperti kapak yang tajam, serta sabit panjang. Garam kusebar lagi dengan radius lebih menyempit dari ular tersebut. Rupanya dia terprovokasi. Bergerak dengan mendongakkan kepalanya. Warna kuning kehitamannya lebih nyata. Mungkin ini ular weling.

Aku menggunakan tongkat pipa besi. – ‘’Bismillaahirrahmaanirrahim’’. Hunjaman demi hinjaman ujung tongkat  ke tubuhnya selalu meleset. Dia makin liar. Tapi belum keluar dari barikade garam. Aku sempat panik. Aku ganti bersenjatakan arit panjang. Kuarahkan punggung sabit ke sasaran.Sekali hentakan tubuhnya terpotong menjadi dua. Namun ke dua potongan itu bergerak makin liar. Akhirnya ...... teroris itu dapat kuatasi bersamaan kumandang adzan maghrib.  

Kami berdua berandai-andai. Kecil kemungkinan ular itu datang dari belakang. Apalagi dari muka, karena harus melalui car-port dan garasi yang tertutup. Jangan jangan........ (Pikiran fantastis ini tidak kami teruskan ............. khawatir anda terbawa fantasi yang bukan-bukan). *

(Bsl/110914) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, sekarang tinggalkanlah jejak kamu di blog ini dengan cara berkomentar di kotak komentar yang sudah disediakan.
Gunakanlah akun Google kamu atau dengan menggunakan name/URL blog yang kamu punya. :-)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...