(Trilaksito Saloedji)
Sesudah waktu asar, angin
bertiup makin kencang. Suaranya bergemuruh. Daun, ranting serta cabang pohon
bergoyang. Rumpun bambu di kejauhan tampak meliuk-liuk seperti menari dengan
lemah gemulai. Aku dan isteriku lebih senang berada di dalam rumah. Semua jendela,
pintu muka dan belakang ditutup.
Menjelang maghrib keadaan
berangsur tenang kembali. Aku keluar melalui pintu ruang makan / ruang keluarga
menuju kamar mandi luar, untuk wudhu’.
Tiba-tiba terdengar isteriku berteriak dari dalam rumah.
-
‘’Pak
.........Pak ........!!!!’’.
Aku segera bergegas
kembali menuju ke ruang dalam, dengan berbagai tanda tanya di benak.
-
Ada apa
....... ?’’, tanyaku.
Isteriku terlihat pucat
pasi. Berdiri gemetar di pintu terbuka, yang menghubungkan ruang keluarga ke
dapur dalam. Ujung jari telunjuk tangan kanannya, menunjuk ke lantai dapur.
Masyaallah
..............., ada sesuatu di lantai keramik berwarna putih. Seekor ular
sebesar ibu jari orang dewasa, melingkar dengan tenangnya. Tubuhnya berwarna
kuning kehitaman.
-
‘’Ambil
garam’’, pintaku kepada isteri. Aku tetap mengawasi. Aku berpikir, dari mana
datangnya ular ini? Apa
yang akan kulakukan selanjutnya? Garam halus kusebarkan tanpa perhitungan lagi,
pada radius 30 cm dari ular. Aku segera
mengambil tongkat kebun dari pipa besi, yang ujungnya seperti kapak yang tajam,
serta sabit panjang. Garam kusebar lagi dengan radius lebih menyempit dari ular
tersebut. Rupanya dia terprovokasi. Bergerak dengan mendongakkan kepalanya.
Warna kuning kehitamannya lebih nyata. Mungkin ini ular weling.
Aku menggunakan tongkat
pipa besi. – ‘’Bismillaahirrahmaanirrahim’’. Hunjaman demi hinjaman ujung
tongkat ke tubuhnya selalu meleset. Dia
makin liar. Tapi belum keluar dari barikade garam. Aku sempat panik. Aku ganti
bersenjatakan arit panjang. Kuarahkan punggung sabit ke sasaran.Sekali hentakan
tubuhnya terpotong menjadi dua. Namun ke dua potongan itu bergerak makin liar.
Akhirnya ...... teroris itu dapat kuatasi bersamaan kumandang adzan maghrib.
Kami berdua berandai-andai.
Kecil kemungkinan ular itu datang dari belakang. Apalagi dari muka, karena
harus melalui car-port dan garasi yang tertutup. Jangan jangan........ (Pikiran
fantastis ini tidak kami teruskan ............. khawatir anda terbawa fantasi
yang bukan-bukan). *
(Bsl/110914)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, sekarang tinggalkanlah jejak kamu di blog ini dengan cara berkomentar di kotak komentar yang sudah disediakan.
Gunakanlah akun Google kamu atau dengan menggunakan name/URL blog yang kamu punya. :-)