(Trilaksito Saloedji)
Seorang lelaki Osing (penduduk asli Banyuwangi) kehilangan
seekor kuda. Tangan kanannya membawa sebuah cemeti, dia bergegas melewati
sebuah jalan desa untuk mencarinya. Sesampai di pertigaan jalan dia mendekati
seorang lelaki yang berbelanja tembakau di toko orang Jawa.
Dengan napas yang masih memburu, lelaki Osing tersebut
bertanya (dengan bahasa Osing) :
’’Kang onok jaran cemeng lewat kene ?’’ (Mas ada kuda berwarna hitam lewat sini ?)
Orang yang ditanya (ternyata orang Madura) menjawab dengan
bahasa Madura : ’’Tak oneng’’ (Tidak
tahu). Mendengar orang Madura menjawab : ’’Tak oneng’’, dikiranya menjawab
: ’’Kuning’’. Maka orang Osing tersebut mengulangi pertanyaannya : ’’Jaran isun
cemeng Kang’’ (Kuda saya berwarna hitam,
Mas). Jawaban orang Madura : ’Tak oneng’’ (Tidak tahu)
Orang Osing masih mengira bahwa orang Madura tersebut bicara
: ’’Kuning’’.
’’Diwarah jaran cemeng, jawabe jaran kuning, jaran kuning
terus’’, (Diberi tahu kuda berwarna
hitam, jawabannya kuda kuning, kuda kuning terus), orang Osing menggerutu, dia mulai marah
terlihat dari roman muka dan nada suaranya.
Keduanya hampir bertengkar. Pemilik toko segera keluar dan melerai. Memberi penjelasan kepada
orang Osing dan orang Madura tentang kata-kata yang telah diucapkan dan
pemahaman mereka masing-masing. Setelah mengerti, keduanya berpisah dengan baik-baik.*
Catatan : Salam dan
tks kepada Mas Nanang Taufik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, sekarang tinggalkanlah jejak kamu di blog ini dengan cara berkomentar di kotak komentar yang sudah disediakan.
Gunakanlah akun Google kamu atau dengan menggunakan name/URL blog yang kamu punya. :-)