(Trilaksito Saloedji)
Suatu malam aku
menerima tilpun. Orang diseberang tilpun menyampaikan berita, bahwa seorang
teman meninggal dunia. Innaa
lillaahi wainnaa ilaihi raaji’uun. Dia
bertempat tinggal di seputar Jalan Vinolia Malang. Beberapa tetanggaku
kenal dengan almarhumah teman tersebut, maka aku memberitahu pada malam itu
juga.
Jalan Vinolia
sempit dan lalu lintasnya padat, sehingga tidak memungkinkan untuk parkir
kendaraan di pinggir jalan tersebut. Maka diputuskan besuk pagi naik angkot
saja.
Pagi harinya
cuaca mendung gelap. Pukul tujuh pagi kami berlima (aku, istriku dan tiga orang
ibu-ibu) sudah siap berangkat takziyah. Kami menunggu angkot jalur CKL yang
lewat Jalan Cengkeh. Sebuah angkot tanpa penumpang datang. Aku duduk di samping
sopir, ibu-ibu duduk di belakang. Pak sopirnya menyapa dengan ramah :
’’Kok pagi to Pak. Kantornya apa sudah
buka ?’’ Aku menoleh ke kanan dan ke kiri, mungkin ada orang
lain yang diajak bicara. Setelah yakin bahwa dia bicara dengan aku, maka aku
bertanya : ’’Maksudnya……kantor apa Pak ?’’ Dia mulai menjalankan angkotnya
sambil menjawab : ’’Kantor K.U.A. (Kantor Urusan Agama)’’. Aku heran kemana
arah pembicaraannya. Lalu aku bertanya menyelidik sambil tersenyum : ’’Kok
Bapak mengira kami akan ke Kantor K.U.A. ?’’
Jawabnya ringan : ’’Biasanya rombongan Bapak dan Ibu seperti
ini mau ke K.U.A.’’
Lalu aku memperhatikan diriku sendiri. Memakai sepatu,
celana, baju yang dilapisi dengan jas harian (karena hawanya dingin) tanpa
dasi, kepala memakai songkok hitam. Aku menoleh ke ibu-ibu di bak belakang,
semua berbaju muslim dengan jilbabnya. Aku tertawa dan ibu-ibu tersenyum. Lalu
aku berkata : ’’Kami mau takziyah ke Jalan Vinolia’’.
Katanya : ’’Oo, saya kira mau nikah’……. di K.U.A.’’. Kami
semua tertawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, sekarang tinggalkanlah jejak kamu di blog ini dengan cara berkomentar di kotak komentar yang sudah disediakan.
Gunakanlah akun Google kamu atau dengan menggunakan name/URL blog yang kamu punya. :-)