PALEM RAJA
(Trilaksito Saloedji)
Di pinggir jalan muka rumah tetanggaku, ada tiga batang
tanaman palem raja (Roystoner Regia). Katanya, dia sendiri yang menanam sewaktu
mulai menempati rumah barunya. Sekarang tanaman itu sudah besar dan tinggi. Lebih tinggi dari bubung rumahnya. Namun
sayang, satu persatu daunnya menguning, luruh. Akhirnya pucuk tanaman itu mati.
Ternyata tanaman tersebut diserang hama
pucuk tanaman. Mengingat sekarang bentuk palem raja tersebut hanya seperti tiang
pancang yang berdiameter sekitar setengah meter, maka tetangga tersebut berniat
menebangnya.
Suatu hari dia didatangi pegawai berseragam dinas. Setelah
memperkenalkan diri, pegawai tersebut bertanya kepada tetanggaku : - ‘’Palem raja ini kok tidak berdaun
Pak ?’’
- ‘’Rupanya kena serangan hama pucuk tanaman Pak. Rencananya akan saya
tebang saja’’
- ‘’Sebaiknya Bapak mengirim surat permintaan ijin untuk menebang tanaman
itu ke Pemda. Setelah surat
ijinnya keluar, pohon tersebut baru bisa ditebang. Yang menebang Pemda, Bapak
tinggal membayar ongkosnya’’
Dalam hati dia menggerutu atas rayuan pegawai tersebut. Maka
katanya : ‘’Bagaimana kalau begini …….. !’’ Karena tidak sabar menunggu
kelanjutan kalimatnya, maka Pegawai tersebut bertanya : ‘’Maksud Bapak ?’’
Temanku berkata :
‘’…..Bapak yang menulis surat
ke Pemda…..’’, Pegawai tersebut bertanya
‘’Lalu…?’’ - : ’’Bapak yang menyampaikan
ke Pemda, setelah ijin keluar bisa ditebang Pemda.
Ongkosnya minta kepada Pemda juga’’. Pegawai tersebut
tersenyum kecut.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, sekarang tinggalkanlah jejak kamu di blog ini dengan cara berkomentar di kotak komentar yang sudah disediakan.
Gunakanlah akun Google kamu atau dengan menggunakan name/URL blog yang kamu punya. :-)