Jumat, 14 Juni 2013

CERITA HUMOR : MEMANFAATKAN (1)

MEMANFAATKAN KESEMPATAN (1)
(Trilaksito Saloedji)

Kami mengikuti jadwal praktek kerja prosesing gula tebu dan kelompok kerja masing-masing. Pukul enam pagi kami sudah siap di tempat penggilingan dan prosesingnya. Pak Guru praktek memberikan arahan, membagi kelompok menjadi tiga grup. Masing-masing bertugas di penggilingan, pemasakan nira dan pencetakan gula secara bergantian.

Tempat penggilingan dan prosesing ini terletak di bangunan beratap tanpa dinding. Masih di lingkungan sekolah. Di dalam bangunan itu ada mesin penggiling dengan kapasitas kecil dan tempat tumpukan tebu yang sudah ditebang. Ada tungku tradisionil dengan beberapa wajan / penggorengan besar tempat memasak air tebu atau nira. Ada sebuah meja besar tempat mencetak gula dengan cetakan dari bambu (yang dipotong melintang). Telah disiapkan juga beberapa alat seperti ember untuk menampung nira yang keluar dari penggilingan dan memindahkan ke wajan. Penceduk nira kental untuk memasukkannya ke cetakan potongan bambu. Dan alat-alat lainnya.

Kami bekerja sesuai teori yang kami dapat dari beberapa guru dan buku pelajaran. Setelah pekerjaan mulai lancar Pak Guru praktek beranjak dari tempat kegiatan ini. Ada yang nyeletuk :
- ‘’Bagaimana tentang rencana kemarin ?’’ Lalu ada yang menyahut : - ‘’Teruskan saja, apa ada yang tidak setuju ?’’  - ‘’Setuju’’. - ‘’Setuju’’. Kami semua sudah sepakat apapun yang terjadi harus kita tanggung bersama.
 
Pak Guru praktek sampai siang belum kembali. Pada pemasakan nira yang ketiga kalinya, kesempatan ini kami gunakan untuk merealisasikan rencana kami. Beberapa ketela pohon kita masukkan kedalam wajan yang berisi nira. Pada saat ketela pohon telah masak maka diangkat dan ditaruh pada tempat yang telah kami sepakati. Hati kami berbunga-bunga, betapa nikmatnya nanti setelah selesai kerja kita bisa menikmati ketela pohon masak gula, betapa legitnya.

Ketika nira kental dicetak, hasil gula tebu tidak berwarna merah kekuningan seperti sebelumnya, tetapi merah kehitaman. Setelah Pak Guru praktek datang, beliau bertanya kepada kami, mengapa terjadi perubahan warna gula ? Alasan kami bahwa api terlalu panas tidak bisa diterima oleh Pak Guru.. Setelah praktek kerja usai, kami bersama-sama menyantap ketela pohon rasa gula yang legit, meskipun di dalam hati ada rasa bersalah.

Setelah kami lulus, pada waktu acara perpisahan Pak Guru Praktek sempat berbicara dengan santai : ‘’Saya bangga kalian bisa menyelesaikan pelajaran di sekolah  ini dengan baik. Pesan saya kenakalan kalian di sini, jangan dibawa ke tempat pekerjaan kalian. Memasukkan ketela pohon ke dalam nira yang kalian masak, adalah salah satu contoh kalian menggunakan kesempatan untuk kepentingan pribadi’’. Mendengar semuanya kami tersenyum malu. *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, sekarang tinggalkanlah jejak kamu di blog ini dengan cara berkomentar di kotak komentar yang sudah disediakan.
Gunakanlah akun Google kamu atau dengan menggunakan name/URL blog yang kamu punya. :-)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...