Jumat, 14 Juni 2013

CERITA HUMOR : ’’ SOPIRNYA LARI……..SOPIRNYA LARI………’’

’’ SOPIRNYA LARI……..SOPIRNYA LARI………’’
(Trilaksito Saloedji)

Pimpinan Pabrik menugaskan saya untuk melayani seorang peneliti dan asistennya dari sebuah Perguruan Tunggi yang terkenal, selama beliau di Pabrik Gula Jatiroto. Beliau akan meneliti dan menggali budaya setempat dan memformulasikan, agar bisa menunjang kegairahan  petani Tebu Rakyat untuk menanam tebu sesuai ketentuan.

Hari itu beliau ingin mengetahui masyarakat desa di daerah pinggiran tanah H.G.U. (Hak Guna Usaha) pabrik. Maka saya antar dengan kendaraan ril, yang dikenal dengan nama  ’’draisin ’’. Orang setempat menamai ’’dreksi ’’ (mungkin mengadopsi dari nama ’’direksi ’’)

Draisin, seperti mobil, bentuknya kotak empat persegi. Di bak muka, bisa untuk duduk empat orang. Di bak belakang, pinggir kanan adalah tempat duduk sopir, pinggir kiri ada satu tempat duduk Di antara dua tempat duduk ini adalah tempat mesin. Sebelah muka dan belakang berkaca lebar seperti kendaraan pada umumnya. Tetapi pinggir kanan dan kiri kendaraan ini terbuka, sehingga penumpangnya betul-betul menikmati AC alam

Beliau duduk di bak muka sebelah kiri, sedang asistennya (seorang cewek) duduk di sebelah kanan. Sedangkan saya memilih duduk di bak belakang sebelah kiri.
Kemudian dari muka (masih jauh) terlihat moncong lokomotif, sedang menarik rangkaian lori tebu menuju ke Utara. Alarm lampu dan bunyi sulingnya memberi tanda agar kendaraan ril yang berada di mukanya segera menyimpang ke jalur lain. Sedangkan draisin ini menuju ke arah Selatan, pada jalur ril yang sama dengan lokomotif tersebut.
Kata sang asisten cemas : ’’Kalau begini kita bagaimana ?’’ 
Saya menjawab santai : ’’Tenang saja Bu’’.
Lokomotif makin dekat, lampu loko menyala, ketakutannya makin tampak. Apalagi setelah dilihat sopir draisin ini meloncat turun dan lari ke muka mendahului draisin yang sedang berjalan perlahan. -  ’’Sopirnya lari……sopirnya lari…….’’,  katanya panik.
Saya bicara lagi : ’’Santai saja Bu, sopirnya sudah tahu kewajibannya’’.

Sang sopir kemudian, memindah handel “ wesel “, sehingga draisin ini mengikuti jalur jalan lori belok ke kanan. Setelah itu handel wesel dipindah lagi seperti semula. Sehingga lokomotif dan rangkaian lori isi tebu tersebut dapat melaju ke Utara tanpa halangan.

Ketika sang sopir memindah wesel lagi dan draisin kembali ke jalur menuju ke Selatan, Bu Asisten nampak tersenyum tersipu.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, sekarang tinggalkanlah jejak kamu di blog ini dengan cara berkomentar di kotak komentar yang sudah disediakan.
Gunakanlah akun Google kamu atau dengan menggunakan name/URL blog yang kamu punya. :-)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...