REPUTASI PLAY BOY
(kam) PUNG
(Trilaksito Saloedji)
Suatu sore temanku bujangan datang tergopoh-gopoh, seperti
ketakutan. Masuk Mess Karyawan , lalu berpesan kepadaku, kalau ada orang
mencari, disuruh bilang ‘tidak ada’. Kemudian dia masuk kamarnya dan mengunci
diri. Aku terdiam, tidak mengerti apa yang telah terjadi. Lalu aku duduk di
teras mencari angin.
Endin -seorang satpam- nampak mengantar sepasang suami istri
setengah baya. Mereka bertiga menuju ke rumah Pak Achmad yang terletak tepat di
muka Mess Karyawan. Terlihat dari teras ini, tamu tersebut diterima Bu Achmad.
Endin pun ikut masuk ke ruang tamu. Tidak berapa lama Pak Achmad datang dengan
mengendarai sepeda motor.
Meskipun tidak begitu jelas, namun kedengarannya terjadi adu
mulut antara Bu Achmad dan Pak Achmad. Sebagian kalimat Pak Achmad yang
bersuara lantang terdengar : ’’Sudah kukatakan ‘aku tidak kenal’. Namaku kan Achmad Hartono’’.
Tidak tahu apa perbincangan mereka berempat selanjutnya. Lalu sepasang suami istri itu pulang.
Endin keluar beberapa menit kemudian. Melihat lambaian
tanganku memanggilnya, dia menuju ke Mess Karyawan.
’’Pak Endin
ngantar siapa ?’’, tanyaku
’’Orang Patokan Pak, katanya mencari
rumah Pak Hartono. Maka saya antar ke rumah Pak Achmad Hartono. Rupanya dia
bukan orang yang dicari. Tetapi Bu Achmad sudah keburu cemburu dan marah kepada
Pak Achmad’’.
’’Kenapa ?’’, tanyaku. Endin lalu bercerita bahwa orang
Patokan itu punya anak gadis. Ada
seorang muda mengaku bernama Hartono. Berbadan kekar seperti Pak Achmad tetapi
lebih pendek dan lebih muda. Beberapa kali meng-apeli anaknya. Untuk menjaga segala kemungkinan maka orang
Patokan itu menelusuri alamat anak muda itu. Berita miring tersebut dengan
cepat tersiar di komplek perumahan yang tidak luas ini.
Setelah itu perubahan terjadi pada temanku. Biasanya periang
dan optimis. Kini pendiam seolah tiada gairah. Malam Minggu yang biasanya buat
ngapeli pacarnya, kali ini ngendon saja di Mess. Melihat reputasinya sebagai
Play Boy (kam) Pung dalam memacari gadis-gadis dan perubahan yang terjadi pada
malam ini, aku menduga ini semua “ulahnya”. Benar, tanpa kutanyai dia berkata
menyesal. Karena ulahnya mengaku bernama Hartono, menimbulkan pertengkaran
dalam rumah tangga Pak Achmad, orang tua si gadis mencarinya dan kegalauan di
hatinya sendiri.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, sekarang tinggalkanlah jejak kamu di blog ini dengan cara berkomentar di kotak komentar yang sudah disediakan.
Gunakanlah akun Google kamu atau dengan menggunakan name/URL blog yang kamu punya. :-)