KEMANTEN BARU
(Trilaksito Saloedji)
Seorang teman kami, Rusdi sudah bertekad melepas masa bujangnya.
Menikah dengan gadis, mantan pacarnya dari Jawa Tengah. Kemudian mendapat
sebuah rumah tinggal tidak jauh dari Mess Karyawan bujangan.
Penampilan Rusdi sekarang banyak berubah. Kalau dulu rambutnya acak-acakan, sekarang
dipotong pendek, disalut pomade dan disisir rapi. Memakai pakaian dengan
dandanan yang layak. Dan senyumnya selalu mengambang di kedua bibirnya yang
tebal. Apalagi kalau sedang keluar berduaan dengan istrinya. Kelihatan sangat
mesra. Nempel terus seperti perangko.
Gosip di antara teman bujangan, bagaimana mungkin Rusdi yang
hitam pendek itu bisa dapat istri
yang cantik molek. Di kala pembicaraan
melebar tidak ada ujung pangkalnya, ada yang nyeletuk : ‘’Mungkin sudah
takdir Allah untuk memperbaiki keturunan dari garis Rusdi’’. Ada yang
menimpali : ‘’Atau memperjelek keturunan dari garis istrinya’’. Yang
mendengar spontan tertawa.
Setelah tiga bulan lebih, keadaan Rusdi berubah. Roman
mukanya ditekuk, senyumnya tidak lagi menghiasi bibirnya. Apa pasalnya? Ada teman yang bertanya
kapadanya. Tetapi tidak ada jawaban dari mulutnya. Yang sering kami dengar
adalah keributan demi keributan di rumah kemanten baru itu.
Puncak perang dingin terjadi pada malam Minggu. Ketika itu
kami berada di teras Balai Pertemuan yang menghadap jalan raya jurusan
Banyuwangi - Surabaya .
Kami melihat istri Rusdi menenteng tas pakaian menuju pinggir jalan raya.
Diikuti suaminya, yang terdengar tiada
hentinya merayu agar istrinya jangan pergi. Rupanya Rusdi tidak dapat melunakkan
istrinya yang keras kepala. Sekarang mereka berdua sudah berdiri di pinggir
jalan raya. Mungkin menunggu kendaraan.
Kami kasihan melihat keadaan Rusdi, . Dua orang di antara
kami mendekati suami istri itu.
- ‘’Malam-malam begini mau kemana Rus ?’’,tanyaku.
- ‘’Istri saya
mau pulang, saya suruh tunda dulu tidak mau’’. Kami menengarai percekcokan sudah sampai titik kulminasinya.
Istrinya diam saja. Di keremangan lampu jalan yang temaram perempuan muda itu kelihatan
masih menangis.
- ‘’Lalu Mbak mau
naik apa ?’’ Istrinya diam, suaminya yang menjawab :
- ‘’Menunggu Bis ‘Saya Antar Anda’ ke Surabaya ’’.
Mendengar keterangan Rusdi, maka ‘akal bulus’ kami terapkan
:
- ‘’Lho bis itu barusan lewat. Sekitar sepuluh menit yang
lalu’’.
Rusdi menangkap
peluang, lalu berkata dengan nada merayu istrinya :
- ‘’Diajeng sudah mendengar sendiri, bahwa satu-satunya bis
malam ke Surabaya
sudah lewat. Ayo kembali. Nanti kalau saya sudah mendapat ijin saya antar’’.
- ‘’Janji ?!’’, sambut istrinya. – ‘’Betul saya berjanji’’
Akhirnya kedua suami istri itu kembali ke rumahnya.
Beberapa hari kemudian Rusdi meyatakan terima kasih atas
‘campur tangan kami’, sehingga istrinya mau balik ke rumah. Dia juga
menceritakan bahwa pada hari Minggu istrinya sakit. Lalu pada hari Senin pagi diantarkan
ke Puskesmas. Setelah diperiksa Dokter diketahui bahwa isterinya …… hamil.
Mungkin karena bawaan kehamilannya maka perempuan itu
uring-uringan saja kepada suaminya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, sekarang tinggalkanlah jejak kamu di blog ini dengan cara berkomentar di kotak komentar yang sudah disediakan.
Gunakanlah akun Google kamu atau dengan menggunakan name/URL blog yang kamu punya. :-)