PAK DHE YON
(Trilaksito Saloedji)
Sore itu anak-anak kami bermain di halaman depan. Aku dan
istri di ruang keluarga. Menjelang maghrib terdengar anak-anak berlari dari
ruang tamu. Mereka menghampiri kami berdua. Napasnya terengah-engah. Kakaknya
bertanya : ‘’Ma, Mama pernah bilang, Pak Dhe Yon kan sudah meninggal ?’’. Jawab istriku :’’Ya
benar, ada apa ?’’. Istriku heran, memandang anak-anak. Tidak sabar menunggu
jawaban yang tak kunjung terdengar.
‘’Pak Dhe Yon ……ada di muka’’, terdengar suaranya merendah. Dia berusaha mencari posisi berdiri di
belakang tempat dudukku. Istriku bangkit dari kursi. Wajahnya tegang. Aku
segera bergegas ke ruang tamu. Diikuti istri dan anak-anakku.
Seorang laki-laki
bertubuh tinggi dan besar nampak di teras, mengucapkan
salam :Assalamu’alaikum’’. Jawabanku :’’Wa alaikum salam’’.
Di luar, suasananya
mulai remang-remang. Setelah jaraknya sekitar tiga meter baru terlihat siapa
lelaki yang mengaku bernama Pak Dhe Yon kepada anakku.
‘’Mas Yon……..’’, aku menghambur ke teras. Menyalami
tangannya dan merangkulnya. Kami berdua tertawa gembira. Sampai lupa bahwa di
belakangku ada istri dan anak-anakku.
‘’Oo hiya Ma, ini Mas Yon yang pernah kuceritakan’’.
Istriku menyambut uluran tangannya sambil tersenyum. Kata
Mas Yon :’’Maafkan Mas tidak menghadiri pernikahan adik. Waktu itu Mas
sekeluarga masih dinas di Gorontalo’’.
Istriku menjawab :’’Tidak apa-apa Mas’’. Aku
menyela :’’Ya hampir sepuluh tahun kita tidak bertemu. Oo hiya Mas Yon,
ini anak-anakku’’. Mas Yon tersenyum, menyambut uluran tangan anak-anakku. Lalu
mencium pipi mereka.
Anakku yang besar nyeletuk : ‘’Kata Mama, Pak Dhe Yon sudah
meninggal ?’’
‘’Oo….ya….’’, Mas Yon tertawa sambil menoleh kepadaku.
Mungkin ingin tahu masalahnya.
Aku menerangkan : ‘’Begini….., kakak Mamamu namanya Pak Dhe
Yon …..Harjono. Sekarang sudah meninggal’’. Anak-anakku mendengarkan sambil tak
lepas memandang aku.
‘’Lalu Pak dhe Yon yang ini……, kakaknya Bapak. Jadi Pak dhe ini Pak dhemu juga. Namanya
Pak Dhe Wiyono’’
Dari mulut kecil
anak-anakku terdengar : ‘’Oo begitu…. ‘’.